Selamat Datang Di Komunitas Pengembang Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BIOGRAFIS HERBERT SPENCER DAN PEMIKIRANNYA

Oleh: Khairul Anam & Labib Faisal

PEMBAHASAN TEORITIS

A.    Biografis Herbert Spencer

Spencer lahir di Derby, inggris 27 april 1820 dan meninggal di Brighton, 8 Desember 1903 (pada umur 83 tahun) adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka.  Ia tak belajar seni dan humaniora, tetapi dibidang tehnik dan bidang-bidang utilitarian.

Tahun 1837 ia mulai bekerja sebagai insyiur sipil jalan kereta api, jabatan yang dipegangnya hingga tahun 1846. Selama periode ini spencer melanjutkan studi atas biaya sendiri dan mulai menerbitkan karya ilmiah dan politik.

Tahun 1848 spencer ditunjuk sebagai redaktur the Economist dan gagasan intelektualnya mulai mantap.

Tahun 1850 ia menyelesaikan karya besar pertamanya, social statistics. Selama menulis karya ini spencer untuk pertama kali mulai mengalami insomnia (tidak bisa tidur) dan dalam beberapa tahun berikutnya masalah mental dan faktanya ini terus meningkat. Ia menderita ganguan syaraf sepanjang hidupnya.

Tahun 1853 spencer menerima harta warisan yang memungkinnya berhenti bekerja dan menjalani sisa hidupnya sebagai sarjana bebas. Ia tidak pernah memperoleh gelar kesarjanaan universitas atau memangku jabatan akademis. Karena ia makin menutup diri, dan penyakit fisik dan mentalnya maki parah, produktifitasya selaku sarjana makin menurun. Akhirnya spencer mulai mencapai kemasyhuran tidak hanya di inggris tetapi juga reputasi internasional[1].     

Adapun salah satu watak spencer paling menarik yang menjadi penyebab kerusakan intelektualnya adalah keengganannya membaca buku orang lain. Dalam hal ini ia sama dengan tokoh sosiologi awal auguste comte yang juga mengalami gangguan otak. Mengenai keenggganan membaca buku orang lain itu, spencer berkata: "aku telah menjadi pemikir sepanjang hidupku, bukan menjadi pembaca, aku sependapat dengn yang dikatakan hobbes bahwa jika aku  membaca sebanyak yang dibaca orang lain, aku hanya akan mengetahui sesedikit yang mereka ketahui itu" (wilthire 1978: 67)[2].

Bahkan Herbert spencer dinyatakan sebagai seorang organisme disebabkan struktur utama sosiologinya. Organismenya kembali pada periode sebelum munculnya Origin Of Species-nya Darwin[3]. 

 

B.     Pemikiran-Pemikiran Herbert Spencer

Sebelum kami menjelaskan sumbangsih spencer dalam ilmu sosial (sosiology) kami jelaskan secara inplisit  pokok pemikiran spencer dalam ilmu sosial (sosiology)  yang kami kutip  dari karya Soekanto (1990: 444-447), objek pokok sosiologi adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Tambahannya antara lain asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Dia mengingatkan bahwa sosiologi juga harus menyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang tetap dan harmonis, serta merupakan suatu integrasi, seperti pengaruh norma-norma tersebut di atas terhadap kehidupan keluarga serta hubungan antara lembaga politik dengan lembaga keagamaan. Oleh karena itu, Spencer berpendapat bahwa sosiologi adalah psikologi yang dipraktikkan dan mendapat wujud antara lain etika dan peradaban yang terdapat dalam masyarakat[4].

Pada sub pembahasan bagian ini kami mencoba mengidentifikasi sumbangan-sumbangan pemikiran Herbert spencer dalam  ilmu sosial karena seperti kita ketahui bahwa beliau tidak hanya ahli dalam ilmu sosial tapi beliau juga ahli dalam ilmu filsafat, politik, sains (tehnik) dan lain-lain. Maka dari itu penyusun hanya akan membahas secara spesifik  yang dihususkan pada sumbangan beliau dalam sosiologi. Untuk lebih jelasnya mengenai pemikirannya akan kami uraikan secara detail sebagaimana berikut:

a)      Evolusi

Yakni spencer berfikir bahwa masyarakat berevolusi dari bentuk lebih rendah (bar bar) kebentuk yang lebih tinggi (beradab)[5]. Atau juga Evolusi bisa diinterpretasikan pada sosiologi mempunyai arti optimis yaitu tumbuh menuju keadaan yang sempurna, kemajuan, perbaikan, kemudahan untuk perbaikan hidupnya.

Dari pemikiran diatas dapat  kita telaah lebih dalam, bahwa pemikiran ini adalah merupakan kekhasan spencer sebagai seorang darwinis sosial. Yang mana beliau menganut pandangan evolusi yang berkeyakinan bahwa kehidupan masyarakat tumbuh secara progresif menuju keadaan yang makin baik, dan karena itulah kehidupan masyarakat harus dibiarkan berkembang sendiri, lepas dari campur tangan yang hanya akan memperburuk keadaan[6].

Adapun teori spencer ini berkaitan dengan peningkatan ukuran (size) masyarakat. Spencer juga menawarkan teori evolusi dari masyarakat militan ke masyarakat industri. Spencer juga mengemukakan gagasan evolusi sosial yang lain. Yang mana disatu sisi dia memandang masyarakat berkembang menuju keadaan moral yang ideal atau sempurna. Disisi lain ia menyatakan bahwa masyarakat yang paling mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannyalah akan bertahan hidup (survive). Sedangkan masyarakat yang tidak mampu menyesuaikan diri terpaksa menemui ajalnya. Hasil proses ini adalah peningkatan kemampuan menysuaikan diri masyarakat secara keseluruhan[7].

Jadi dari uraian diatas dapat saya sederhanakan, bahwa pemikiran spencer mengambarkan bahwa individu yang layak akan bertahan  hidup dan berkembang jika tidak diganggu atau di interfensi dari luar, sedangkan individu yang tak layak akhirnya akan punah.

Menurut Soekanto (1990:345-347), teori tentang evolusi dapat dikategorikan dalam  tiga kategori.

1.      Unilinear theories of evolution. Teori ini berpendapat bahwa manusia  dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan melalui tahapan tertentu, mulai dari bentuk sederhana menuju ke yang lebih kompleks (madya dan modern) dan akhirnya menjadi sempurna (industrial, sekuler). Pelopor teori ini antara lain adalah August Comte dan  Herbert Spencer. Variasi teori ini adalah Cyclical theories yang dipelopori oleh Vilfredo Pareto dengan mengatakan bahwa masyarakat dan kebudayaan mempunyai tahap-tahap perkembangan yang merupakan lingkaran yang pada tahap tertentu dapat dilalui berulang-ulang. Pendukung teori ini adalah Pitirim A. Sorokin yang mengemukakan teori dinamika sosial dan kebudayaan. Menurut Sorokin, masyarakat berkembang melalui tahap kepercayaan, tahap kedua dasarnya adalah indera manusia, dan tahap terakhir dasarnya adalah kebenaran.

2.      Universal theory of evolution. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap perkembangan tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Spencer mengemukakan prinsip-prinsipnya yaitu antara lain mengatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan sifat maupun  susunannya dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen.

3.      Multilined theories of evolution. Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang pengaruh sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian kekeluargaan dalam masyarakat.

b)     Tiga Kebenaran Universal

yakni adanya materi yang tidak dapat dirusak, adanya kesinambungan gerak, dan adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus. Di samping tiga kebenaran universal tersebut di atas, menurut Spencer ada 4 dalil yang berasal dari kebenaran universal, yaitu kesatuan hukum dan kesinambungan, transformasi, bergerak sepanjang garis, dan ada sesuatu irama dari gerakan. Spencer lebih lanjut mengatakan bahwa harus ada hukum yang dapat menguasai kombinasi antara faktor-faktor yang berbeda di dalam proses evolusioner[8].

c)      Bagan Hukum-Hukum Perkembangan Sosial.

Yakni Spencer membuat bagan hukum-hukum perkembangan sosial Dengan bantuan teori organisme, dengan menghubungkan masyarakat pada gejala alam maka dapat dipisahkan antara metafisis dengan agama.

d)     Tipologi Masyarakat

Yakni merupakan Tipologi utama Spencer pada pembagian masyarakat menjadi masyarakat statis dan masyarakat dinamis. Spencer menguraikan secara rinci sifat-sifat ideal dua tipe masyarakat tersebut. Spencer menggambarkan masyarakat berdasarkan kepatuhan individu, kekakuan yang tinggi, cara hidup yang teratur, dan ketentuan distribusi penghargaan serta bentuk sentralisasi yang tinggi dari pemerintah. Masyarakat industri dipandang sebagai kondisi yang memungkinkan individu memperoleh status yang lebih tinggi karena lebih sedikitnya peraturan, adanya disentralisasi, dan penghargaan yang menyebar dalam kontrak sosial. Tipe-tipe sosial ini pada dasarnya menggambarkan tingkatan-tingkatan evolusi dari primitif sampai modern.

 

C.    Reaksi Menentang Spencer di Inggris

Meski penekanannya pada invidu, spencer sangat terkenal karena teori evolusi sosialnya yang berskala luas. Teori ini sebenarnya bertolak belakang dengan teori sosiologi yang mendahuluinya di inggris, namun, reaksi menentang spencer lebih berdasarkan bahwa gagasan survival of the fittest berlawanan dengan ameliorisme. Jadi, ia merugikan sebagian besar sosiologi inggris awal. Ia mengajukan filsafat survifal of the fittest  dan menentang campur tangan pemerintah dan reformasi sosial. Ia menulis seperti berikut:

"membantu orang yang yang tak berguna dengan mengorbankan orang yang berguna adalah kekejaman ekstrem. Ini akan menimbulkan kesengseraan terhadap generasi yang akan datang. Tak ada kutukan yang lebigh besar terhadap anak cucu ketimbang Mewarisi mereka penduduk yang dungu dan jahat yang terus bertabah jumlahnya. Seluruh  alam berupaya menganalisis populasi yang dungu an kejam itu, membersihkan dunia dari mereka dan menyediakan ruangan untuk orang-orang lebih baik bila mereka tak melengkapi diri secukupnya mereka akan mati, dan keatian itulah yang terbaik buat mereka"   

Perasaan seperti itu jelas aneh bagi sosiolog reformasi inggris yang berorientasi ameliorative[9].

 

D.    Karya-Karya Herbert Spencer

1.      Sosial Statics (1850)

2.      First Principle (1862)

3.      The Study of Sociology (1873)[10]

  

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Herbert Spencer lahir di Derby, inggris 27 april 1820 dan meninggal di Brighton, 8 Desember 1903 pada umur 83 tahun) adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka.  Ia tak belajar seni dan humaniora, tetapi dibidang tehnik dan bidang-bidang utilitarian.

Adapun sumbangsih spencer pada ilmu sosial (sosiology) adalah mengenai pemikran beliau tentang hal: (1) evolusi (2) tiga kebenaran universal (3) bagan hukum-hukum perkembangan sosial (4) tipologi masyarakat. Sedangkan karya-karya beliau diantaranya (1) Sosial Statics (1850) (2) First Principle (1862) (3) The Study of Sociology (1873) dan lain-lain.

 

B.     Saran

Kami sadari dalam sistemmaika penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan bahkan kami sardari masih banyak kekurangan, oleh karena kami sebagai tim penyusun mohon kritik dan saran yang konstuktif dari bapak dosen selaku penganmpu mata kuliah sosiologi dan para pembaca yang budiman demi kesempurnaan makalah ini dan sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama.

 

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

-      J. Goodman Douglas, Ritzer George, Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Kencana, 2007

hal_52

-      Bachtiar Wardi, Sosiologi Klasik dari Comte Hingga Parsons. Bandung, PT. Remaja

            Rosdakarya, 2006, hal_129

-      Sukanto Soerjono. Teori Sosiologi tentang Pribadi dan Masyarakat. Jakarta, Ghalia

            Indonesia, 1990,hal_444-447

-      Henslin M. James, Sosiologi  dengan Pendekatan Membumi. Jakarta, Erlangga, 2006,

            hal_6

 

SUMBER INTERNET

-      http://recha-seprina.blogspot.com

-      http://magentaromya.blog.fisip.uns.ac.id

 

 

 



[1] George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Kencana, 2007, hal_52

[2] ibid.hal_53

[3]         Prof. Dr. Wardi Bachtiar, M.S., Sosiologi Klasik dari Comte Hingga Parsons. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal_129

[4] Sukanto, Soerjono. Teori Sosiologi tentang Pribadi dan Masyarakat. Jakarta, Ghalia Indonesia, 1990,hal_444-447

[5] James M. Henslin, Sosiologi  dengan Pendekatan Membumi. Jakarta, Erlangga, 2006, hal_6

[6] George Ritzer, Douglas J. Goodman, Ob.cit,. hal_49-50

[7] George Ritzer, Douglas J. Goodman, Ob.cit,. hal_51

[9] George Ritzer, Douglas J. Goodman, loc.cit.hal_52-53

0 komentar:

Posting Komentar

comdev

comdev
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 KOMPILASI MAKALAH PMI UIN JAKARTA All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes