Selamat Datang Di Komunitas Pengembang Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

System Ekonomi Islam

Konsumsi dalam Ekonomi Islam dan Konvensional

             

 

Disusun Oleh :

Imam Ramadhan

1112054000009

 

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi

 

 

A. KONSUMSI DALAM ISLAM

1.         Pengertian dan Tujuan Konsumsi dalam Islam

Salah satu persoalan penting dalam kajian ekonomi Islam ialah masalah konsumsi. Konsumsi  berperan sebagai pilar dalam kegiatan ekonomi seseorang (individu), perusahaan maupun negara. konsumsi secara umum diformulasikan dengan : "Pemakaian dan penggunaan barang – barang dan jasa, seperti pakaian, makanan, minuman, rumah, peralatan rumah tangga, kenderaan, alat-alat hiburan, media cetak dan elektronik, jasa telephon, jasa konsultasi hukum, belajar/ kursus, dsb".

Maka dapat dipahami bahwa konsumsi sebenarnya tidak identik dengan makan dan minum dalam istilah teknis sehari-hari; akan tetapi juga meliputi pemanfaatan atau pendayagunaan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Namun, karena yang paling penting dan umum dikenal masyarakat luas tentang aktivitas konsumsi adalah makan dan minum, maka tidaklah mengherankan jika konsumsi sering diidentikkan dengan makan dan minum.

Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk mewujudkan maslahah duniawi dan ukhrawi. Maslahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, minuman, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan (akal). Kemaslahatan akhirat ialah terlaksanaya kewajiban agama seperti shalat dan haji. Artinya, manusia makan dan minum agar bisa beribadah kepada Allah. Manusia berpakaian untuk menutup aurat agar bisa shalat, haji, bergaul sosial dan terhindar dari perbuatan mesum (nasab).

Sebagaimana disebut di atas, banyak ayat dan hadits yang berbicara tentang konsumsi, di antaranya Surat al A'raf ayat 31. Ayat ini tidak saja membicarakan konsumsi makanan dan minuman, tetapi juga pakaian. Bahkan pada ayat selanjutnya (ayat 33) dibicarakan  tentang  perhiasan.

 

2.         Prinsip-prinsip Konsumsi

Dalam ekonomi Islam konsumsi dikendalikan oleh 5 prinsip dasar sebagai berikut :

A.    Prinsip Keadilan

Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari rezeki secara halal dan tidak dilarang hukum. Dalam soal makanan dan minuman, ada hal yang terlarang dicantumkan dalam Al-Qur'an Larangan terakhir berkaitan langsung dengan membahayakannya  moral dan spiritual,  Kelonggaran diberikan bagi orang-orang yang terpaksa, dan bagi orang yang pada suatu ketika tidak mempunyai makanan untuk dimakan. Ia boleh makan makanan yang terlarang itu sekedar yang dianggap perlu untuk kebutuhannya ketika itu saja.

B.     Prinsip Kebersihan

Syarat yang kedua ini tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an maupun Sunnah tentang makanan. Harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera. Karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh dimakan dan diminum dalam semua keadaan. Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih dan bermanfaat.

C.     Prinsip kesederhanaan

Prinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai makanan dan minuman adalah sikap tidak berlebih-lebihan, yang berarti janganlah makan secara berlebih.

Dalam Al-Qur'an dikatakan :

"…..makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS : Al-A'raaf (7):31)

Arti penting ayat-ayat ini adalah kenyataan bahwa kurang makan dapat mempengaruhi pembangunan jiwa dan tubuh, demikian pula bila perut diisi secara berlebih-lebihan tentu akan ada pengaruhnya pada perut. Praktik memantangkan jenis makanan tertentu dengan tegas tidak dibolehkan dalam Islam.

D.    Prinsip Kemurahan Hati

Dengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang disediakan Tuhan karena kemurahan hati-Nya. Selama maksudnya adalah untuk kelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuan menunaikan perintah Tuhan dengan keimanan yang kuat dalam tuntunan-Nya, dan perbuatan adil sesuai dengan itu, yang menjamin persesuaian bagi semua perintah-Nya.

E.     Prinsip Moralitas

Bukan hanya mengenai makan dan minuman tetapi untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-Nya setelah makan. Dengan demikian ia akan merasakan kehadiran Ilahi pada waktu memenuhi keinginan-keinginan fisiknya.

 

 

 

 

 

 

 

B. Teori konsumsi dalam perspektif konvensional

            Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya semata . Utility secara bahasa berarti berguna, membantu atau menguntungkan.

            Menurut Samuelson (2000) konsumsi adalah kegiatan menghabiskan utility (nilai guna) barang dan jasa. Barang meliputi barang tahan lama dan barang tidak tahan lama. Barang konsumsi menurut kebutuhannya, yaitu : kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Teori konsumsi biasa dikatakan pula yaitu seluruh pengeluaran baik rumah tangga atau masyarakat maupun pemerintah.

            Dalam kerangka teori ekonomi konvensional, munculnya ilmu atau perilaku ekonomi

didasarkan kepada jumlah sumber daya (resource) yang terbatas dengan kebutuhan (needs) yang tidak terbatas. Fenomena keterbatasan tersebut melahirkan suatu kondisi yang disebut kelangkaan (scarcity). Munculnya kelangkaan mendorong berbagai permasalahan dalam memilih (problem of choices) yang harus diselesaikan guna mencapai suatu tujuan yang dinamakan kesejahteraan (welfare). Menurut sebuah buku digital: Principles of economics Welfare adalah The study of how the allocation of resources affects economic well-being diperjelas oleh Case/Fair dalam Principles of Economics yang mengatakan bahwa kriteria penilaian pencapaian hasil ekonomi berdasarkan kepada:

a.       Efficiency (allocative efficiency): menghasilkan apa yang dibutuhkan masyarakat

dengan biaya yang serendah-rendahnya

b.      Equity: fairness (keadilan)

c.       Growth: peningkatan total output dalam perekonomian

d.      Stability: kondisi output yang tetap atau meningkat dengan tingkat inflasi rendah dantidak ada sumber daya yang menganggur.

 

1.      Prinsip Konsumsi Menurut Konvensional

 

                        Dalam ekonomi konvensional tujuan konsumsi ditunjukkan oleh bagaimana            konsumen berperilaku (consumer behavior). Dalam mempelajari consumer behavior    ada tiga langkah yang dilakukan oleh ekonomi konvensional (Pyndick):

a.       Mempelajari consumer preferences: mendeskripsikan bagaimana seseorang lebih memilih suatu barang terhadap barang yang lain. Asumsi dasar dalam konsumsi: Preferences are complete pilihan-pilihan menyeluruh. Preferences are transitive pilihan-pilihan bersifat konsisten A>B, B>C, maka A>C. Consumers always prefer more of any good to less: konsumen selalu memilih sesuatu yang banyak dibandingkan yang sedikit.

                b.  Mengetahui keberadaan budget constraint (keterbatasan anggaran/sumber daya).

                c. Menggabungkan antara consumer preferences dan budget constraint untuk menentukan pilihan konsumen atau dengan kata lain kombinasi barang apa saja yang akan dibeli untuk memenuhi kepuasannya.

Manusia termasuk makhluk multidimensi, yaitu makhluk yang di dalam dirinya terdapat berbagai aspek yang cenderung menggerakkan manusia untuk berbuat, bertindak dan membutuhkan sesuatu. Sehingga manusia terdorong untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhannya.

Telah dijelaskan dalam ekonomi konvensional, bahwa perilaku konsumsi mencakup kegiatan kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani guna mencukupi kelangsungan hidup. Perilaku konsumsi individu berbeda beda, perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan pendapat dan latar belakang, Dalam perspektif ekonomi konvensional dikatakan lebih banyak selalu lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

comdev

comdev
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 KOMPILASI MAKALAH PMI UIN JAKARTA All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes