Selamat Datang Di Komunitas Pengembang Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

nurfikriansyah_pmi3_ilmu dakwah 1

"METODE DAKWAH: PRINSIP-PRINSIP DASAR PENDEKATAN DAKWAH"

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

       Dakwah merupakan penentu segala pemikiran yang dengannya setiap umat dan bangsa terdorong kepadanya. Kewajiban berdakwah didasarkan atas suatu ajaran, bahwa Islam adalah agama risalah untuk umat manusia, sedangkan umat manusia adalah pendukung amanat tersebut, yaitu sebagai penerus risalah Islam (nabi) dalam segala dimensi ruang dan waktu. Dengan mengemban amanat ini, da'i dituntut untuk mampu berpijak dan bertindak, mampu menyentuh dan menyejukkan hati agar dakwahnya dapat diterima, sehingga membawa perubahan bagi manusia.

       Manusia dalam kodratnya diciptakan oleh Allah bukan hanya sebagai makhluk individu, akan tetapi ia juga berperan sebagai makhluk sosial. Dalam hubungan sesama manusia inilah manusia dihadapkan dengan warna-warna sosial, yang kadang kala apabila disikapi secara berlebihan ataupun berbeda pandangan maka akan terjadi konflik pribadi ataupun bahkan merembet pada konflik sosial.

       Ketika seorang da'i melangkahkan kakinya untuk berdakwah, tentu akan menjumpai berbagai macam corak manusia. Masing-masing corak itu harus dihadapi dengan cara yang sepadan dengan tingkat kecerdasan, sepadan dengan alam pikiran dan perasaan serta tabiat masing-masing. Oleh karena itu, seorang da'i hendaknya mengetahui metode serta prinsip-prinsip dakwah yang sesuai dan tepat untuk diterapkan dalam masyarakat yang berbeda.

Pada kesempakata ini, kami akan membahas tentang "METODE DAKWAH: PRINSIP-PRINSIP DASAR PENDEKATAN DAKWAH".

B.     Rumusan Masalah

 Berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:

1.      Bagaimanakah metode berdakwah bagi umat Islam?

2.       Bagaimanakah prinsip-prinsip berdakwah bagi umat Islam?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui metode-metode dakwah.

2.      Untuk mengetahui pendekatan dalam dakwah.

3.       Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu dakwah satu

 

 

 BAB II

PEMBAHASAN

A.    METODE DAKWAH

 Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah harus mencermati firman Allah Swt, dan Hadits Nabi Muhammad Saw :

äí÷Š$# 4'n<Î) È@Î6y y7În/u' ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }'Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u' uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ  

serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl [16]: 125)

Dari ayart tersebut dapat difahami prinsip umum tentang metode dakwah Islam yang menekankan ada tiga prinsip umum metode dakwah yaitu ; Metode hikmah, metode mau'izah khasanah, meode mujadalah billati hia ahsan, banyak penafsiran para Ulama' terhadap tiga prinsip metode tersebut antara lain :

1.      Metode "Hikmah" menurut Syekh Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa hikmah yaitu; Perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan.

2.      Metode "Mau'izhah Hasanah" menurut Ibnu Syayyidiqi adalah memberi ingat kepada orang lain dengan pahala dan siksa yang dapat menaklukkan hati.

3.      Metode "Mujad" dengan sebaik-baiknya menurut Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menegaskan agar orang-orang yang melakukan tukar fikiran itu tidak beranggapan bahwa yang satu sebagai lawan bagi yang lainnya, tetapi mereka harus menganggap bahwa para peserta mujadalah atau diskusi itu sebagai kawan yang saling tolong-menolong dalam mencapai kebenaran. Demikianlah antara lain pendapat sebagaian Mufassirin tentang tiga prinsip metode tersebut. Selain metode tersebut Nabi Muhammad Saw bersabda :

 مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

 " Siapa di antara kamu melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah selemah-lemah iman." (H.R. Muslim)

 

B.     PRINSIP-PRINSIP DASAR PENDEKATAN DAKWAH

Secara umum prinsip-prinsip pendekatan dakwak itu ada dua pendekatan yaitu; struktural, dan kultural. Untuk lebih jelasnya mengenai pendekata dakwah ini, akan kami uraikan sengai mana berikut:

1.      Pendekatan Dakwah Struktural

Dakwah struktural adalah kegiatan dakwah yang menjadikan kekuasaan, birokrasi, kekuatan politik sebagai alat untuk memperjuangkan Islam. Dakwah structural bersifat top-down, hingga dalam prakteknya aktivis dakwah struktual bergerak mendakwahkan ajaran Islamdengan memanfaatkan struktur politik, maupun ekonomi guna menjadikan Islam sebagai Ideologi Negara, sehingga nilai-nilai Islam mengenjewantah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.      Pendekatan Dakwah Kultural

Dakwah kultural adalah Pertama dakwah yang bersifat akomodatif terhadap nilai budaya tertentu secara inovatif dan kreatif tanpa menghilangkan aspek substansial keagamaan, Kedua menekankan pentingnya kearifan dalam memahami kebudayaan komunitas tertentu sebagai sarana dakwah. Jadi, Dakwah Kultural adalah dakwah yang bersifat buttom-up dengan melakukan pemberdayaan kehidupan beragama berdasarkan nilai-nilau spesifik yang dimiliki oleh sasaran dakwah. Dakwah kultural melibatkan kajian antar disiplin ilmu dalam rangka meningkatkan serta memberdayakan masyarakat. Aktivitas dakwah kultural meliputi seluruh aspek kehidupan, baik yang menyangkut aspek sosial-budaya, pendidikan, ekonomi, kesehatan, alam sekitar dan lain-lain. Keberhasilan dakwah kultural ditandai dengan teraktualisasikan dan terfungsikannya nilai nilai Islam dalam kehidupan individu dan komunal.

Menurut Muhammad Shulton bahwa dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang menekankan Islam kultural. Islam kultural adalah salah satu pendekatan yang berusaha meninjau kembali kaitan doktrinal yang formal antara Islam dan politik atau Islam dan Negara.

Beberapa strategi berikut ini adalah alternatif mengembangkan dakwah agar ikut menyelesaikan beberapa problem yang ada 7:

a)      Dakwah harus dimulai dengan mencari "Kebutuhan Masyarakat". Kebutuhan dimaksudkan bukan hanya kebutuhan sacara objektif memang memang memerlukan pemenuhan, tetapi juga kebutuhan yang dirasakan oleh masyaraka setempat perlu mendapat perhatian.

b)      Dakwah dilakukan secara terpadu, dengan pengertian bahwa berbagai aspek kebutuhan masyarakat diatas dapat terjangkau oleh program dakwah, dapat mlibatkan berbagai unsur yang ada dalam masyarakat dan penyelenggaraan program dakwah itu sendiri merupakan rangkaian yang terpisah-pisah.

c)      Dakwah dilakukan dengan pendekatan partisipatori dari bawah.

Dimaksudkan bahwa ide yang ditawarkan mendapatkan kesepakatan masyarakat atau merupakan ide masyarakat itu sendiri, member peluang bagi keikut sertaan masyarakat dalam perencanaan dan keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program dakwah.

d)     Dakwah dilaksanakan melalui proses sistematika pemecahan masalah. Artinya, program dakwah yang dilakukan masyarakat sejauh mungkin diproses menurut langkah-langkah pemecahan masalah. Dengan demikian, masyarakat dididik untuk bekerja secara berencana, efisien dan mempunyai tujuan yang jelas.

e)      Dakwah memanfaatkan teknologi yang sesuai dan tepat guna.

Maksudnya adalah bahwa masukan teknologi dalam pengertian "perangkat lunak" maupun "perangkat keras" yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terjangkau oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masyarakat dan sekaligus dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,  dapat meningkatkan produktifitas dan tidak mengakibatkan pengangguran.

f)        Program dakwah dilaksanan melalui tenaga dai yang bertindak sebagai motivator, baikdilakukan oleh tenaga terlatih dari lembaga atau organisasi masyarakat yang berpartisipasi maupun dari luar daerah yang adaptif.

g)       Program dakwah itu didasarkan atas asas swadaya dan kerja sama masyarakat. Dimaksudkan bahwa pelaksanaan program dakwah harus berangkat dari kemampuan diri sendiri dan merupakan kerja sama dari potensi-potensi yang ada, dengan demikian setiap bantuan dari pihak luar hanya dianggap sebagai pelengkap dari kemampuan dan potensi yang sudah ada.

Selain dari beberapa pendekatan dasar dakwah diatas kami juga akan menguraikan beberapa pendekatan yang bisa kita manfaatkan dalam melaknakan dakahh ditengah-tengah masyarakat seperti berikut:

1.        Pendekatan Sosial

Pendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa penerima/mitra dakwah adalah manusia yang bernaluri sosial serta memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan orang lain. Interaksi sosial manusia ini meliputi semua aspek kehidupan yaiu interaksi budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan sosial ini meliputi:

a.         Pendekatan Pendidikan

Pendidikan merupakan kebuuhan dan sekaligus tuntutan masyarakat, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Lembaga-lembaga pendidikan peranannya dalam pembentukan kecerdasan yang bersangkutan, kedewasaan wawasan serta pembentuka manusia moralis yang berakhlakul karimah sebagai objek maupun subjek pembangunan manusia seutuhnya.

b.       Pendekatan Budaya

Setiap masyarakat memiliki budaya sebagai karya mereka sekaligus sebagai pengikat kebutuhan mereka. Para wali songo, yang memandang bangsa Indonesia dengan budaya yang tinggi secara tepat menggunakan budaya dalam dakwahnya, dan ternyata membawa hasil.

c.       Pendekatan Politik

Banyak hal yang tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan lain kecuali dengan pendekatan politik, melalui kekuasaan. Bahkan hadis Nabi secara khusus memerintahkan amr ma'ruf nahi munkar dengan "fal yughoyyihu biyaadihi" artinya melakukan nahi munkar tersebut dengan kekuasaan (politik) pada penguasa.

d.       Pendekatan Ekonomi

Ekonomi termasuk kebutuhan asasi dalam kehidupan setiap manusia. Kesejahteraan ekonomi memang tidak menjamin suburnya kehidupan keimanan seseorang, akan tetapi sering kali kekafiran akan membawa seseorang pada kekufuran, adalah merupakan realitas yang banyak kita temukan. Pendekatan ekonomis dalam pelaksanaan dakwah pada masyarakat yang minus ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup atau disebut dengan dakwah bil hal mutlak dilakukan sebagai pendukung stabilitas keimanan dan kontinuitas ibadah masyarakat.

2.      Pendekatan Psikologis

Pendekatan ini meliputi dua aspek:

a.       Citra pandang dakwah terhadap manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, mereka harus dihadapi dengan pendekatan persuasif, hikmah, dan kasih sayang.

b.       Realita pandang dakwah terhadap manusia yang disamping memiliki beberapa kelebihan, ia juga memiliki berbagai macam kekurangan dan keterbatasan. Ia sering kali mengalami kegagalan mengomunikasikan dirinya ditengah-tengah masyarakat sehingga terbelenggu dalam lingkaran problem yang mengggangu jiwanya. Oleh karena itu dakwah harus memandang setiap mitra dakwah sebagai manusia dengan segala problematikanya. Pendekatan psikologis ini terutama bagi mereka yamg memerlukan pemecahan masalah rohani, baik dengan bimbingan dan penyuluhan maupun dengan metode-metode yang lain. [1]

Prinsip-prinsip dakwah menurut Achmad Mubarok dalam pengantarnya di buku Psikologi Dakwah terangkum dalam:

1)      Berdakwah itu harus dimulai dari diri sendiri (ibda' binafsi) dan kemudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.

2)      Secara mental da'i harus siap menjadi ahli waris para nabi yakni mewarisi perjuangan yang beresiko. Semua nabi harus mengalami kesulitan dalam berdakwah kepada kaumnya meski sudah dilengkapi mukjizat.

3)       Dai harus menyadari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat memahami pesan dakwah. Oleh karena itu, dakwah pun harus memperhatikan tahapa-tahapan sebagaimana dahulu nabi Muhammad harus melalui tahapan periode Makkah dan Madinah.

4)      Da'i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam tidak disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat.

5)      Dalam menghadapi kesulitan, dai harus bersabar, jangan bersedih atas kekafiran masyarakat, karena sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap pembawa kebenaran akan dilawan oleh orang kafir. Seorang dai hanya bisa mengajak, sedangkan yang memberi petunjuk adalah Allah.

6)      Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontradiktif. Dalam hal ini, keberhasilan membangun komunitas Islam, meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah.

7)      Dai harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas pertama berdakwah dengan hal-hal yang bersifat universal yakni kebajikan, baru kepada amar ma'ruf kemudian nahi munkar.

       Sedangkan prinsip-prinsip dakwah jika ditinjau dari makna persepsi dari masyarakat secara jama' adalah:

a.       Dakwah sebagai tabligh, wujudnya adalah ketika mubaligh menyampaikan ceramah atau pesan dakwah kepada masyarakat.

b.      Dakwah sebagai ajakan.

c.       Dakwah sebagai pekerjaan menanam, dapat diartikan mendidik manusia agar mereka bertingkah laku sesuai dengan hukum Islam.

d.       Dakwah sebagai akulturasi nilai.

e.       Dakwah sebagai pekerjaan membangun.[2]

 

C.    METODE DAN PENDEKATAN DAKWAH RASULULAH

Dakwah Rasulullah mempunyai konsep baku mengenai prinsip dan metodenya. Prinsip dan metode dakwah Islam ini tertuang dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Salah satu ayat yang menggambarkan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah QS. Ali Imron : 159.
$yJÎ6sù 7pyJômu' z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#q'ÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdö'Ír$x©ur 'Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù 'n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" (QS. Al-Imron [3]: 159)

Menurut ayat diatas, Dakwah Rasulullah didasarkan atas tiga hal. Ketiga Hal tersebut menjadi prinsip dan metode yang ditempuh Nabi dalam berdakwah, yaitu kelemahlembutan, pemaaf, bermusyawarah.

Berdasarkan ketiga hal tersebut, maka dalam Materi Dakwah Islam dan Kultum ini akan sampaikan bahwa prinsip dan metode dakwah Rasulullah ada tiga hal.

1.      Lemah lembut

Dakwah adalah tindakan persuasi untuk mengajak seseorang kepada kebaikan dan kebenaran. Sebagai tindakan persuasi maka sangat diperlukan berbagai upaya untuk mengarahkan seseorang mau bertindak dalam kerangka kebenaran dan kebaikan. Upaya ini didasarkan kepada sikap lemah lembut, lembut hati dan lembut budi. Rasulullah adalah pribadi yang lembut hati dan lembut budi.

Rasulullah sebagai pendakwah nomer satu telah memberikan contoh bagaimana seharusnya berdakwah. Jalan yang ditempuh Rasulullah adalah jalan kelemahlembutan dan bukan sebaliknya, kekerasan. Dengan kelembutan hati dan budi inilah kemudian Rasulullah menuai keberhasilan dan kesuksesan besar dalam berdakwah.

Hal ini pula yang ditegaskan dalam ayat di atas. Bila lebih memilih pendekatan keras hati dan keras budi maka obyek dakwah akan menjauh dan lari. Kalau sudah demikian, bagaimana mungkin dakwah akan mencapai keberhasilan.

Berdasar atas hal ini pula, maka semestinya Islam tampil dengan wajah lemah lembut dan ramah. Islam yang ramah tentu lebih menarik hati daripada Islam yang kasar dan menakutkan.

2.      Pemaaf

Jalan kedua yang ditempuh Rasulullah dalam berdakwah adalah memaafkan.

Pemaaf adalah sikap lapang dada dan membuka hati untuk menerima kekurangan dan kesalahan orang lain. Pemaaf juga merupakan sikap mengerti dan memahami akan hal-hal yang terjadi pada orang lain karena kesalahannya. Karena lapang dada, membuka hati, mengerti dan memahami kekurangan dan kesalahan orang lain maka seorang pendakwah akan dengan sabar dan tulus ikhlas memberikan maaf.

Memberikan maaf merupakan sikap yang masih terkait dengan lembut hati dan lembut budi. Seseorang yang memiliki kelembutan hati dan budi pasti mempunyai sikap pemaaf. Sebaliknya, bila tidak memiliki hal tersebut akan sangat sulit menerima kekurangan dan kesalahan orang lain, apalagi memberikan maaf.

Bayangkan, apa yang terjadi bila setiap orang tidak mempunyai sikap lapang dada dan pemaaf alias pemarah. Saksikan betapa banyak peristiwa memilukan yang diawali dari hilangnya sikap pemaaf dan lapang dada.

Rasulullah adalah pribadi mulia dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya. Maka contohlah Rasul, berilah maaf orang-orang yang ada di sekitarmu. Betapapun, Rasulullah adalah pribadai yang sangat disakiti dan di zalimi oleh orang-orang di sekiarnya. Dan bukankah pula Rasulullah memberikan maaf kepada mereka yang telah menzaliminya. Inilah yang selalu dilakukan Rasulullah dalam dakwahnya.

Sikap memaafkan ini masih harus dilanjutkan dengan memintakan ampun kepada Allah. Orang-orang yang telah berbuat aniaya, oleh Rasulullah juga dimintakan ampun kepada Allah.

 

3.      Bermusyawarah

Rasulullah telah memberikan contoh bahwa dalam berdakwah beliau tidak pernah meninggalkan musyawarah. Musyawarah merupakan jalan yang tempuh Rasulullah bila hendak menyelesaikan masalah umat.

Maka para pendakwah harus berada di tengah-tengah umatnya untuk membicarakan banyak hal tentang urusan umat. Bermusyawarah adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan setiap persoalan, apalagi menyangkut kepentingan umat.

Dengan mesyawarah maka akan didapatkan jalan keluar terbaik bila terdapat persoalan keumatan yang rumit. Setiap persoalan yang diselesaikan dengan musyawarah maka tidak akan kecewa di kemudian hari. Hal ini tertuang dalam hadits berikut ini :


عن ابنِ عباس قال « قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ ، وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ » وأخرج الحاكم وصححه والبيهقي في سننه


"Tidak akan rugi orang yang istikharah dan tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hemat" (HR. Hakim)

Top of Form

 

 

 

 



BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwah Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah harus mencermati firman Allah Swt, dan Hadits Nabi Muhammad Saw.

Sedangkan pendekatannya diantaranya adalah: (1) pendekatan structural (2) pendekana kulturan selain dari dua item ini juga ada pendekatan yang lain diantaranya adalah (1) pendekatan social (2) pendekatan psikologis.

Adapun  Prinsip-prinsip dakwah diantaranya dalah sebagai berikut:

a.       Dakwah sebagai tabligh, wujudnya adalah ketika mubaligh menyampaikan ceramah atau pesan dakwah kepada masyarakat.

b.      Dakwah sebagai ajakan.

c.       Dakwah sebagai pekerjaan menanam, dapat diartikan mendidik manusia agar mereka bertingkah laku sesuai dengan hukum Islam.

d.      Dakwah sebagai akulturasi nilai.

e.       Dakwah sebagai pekerjaan membangun.

B.     SARAN

Kami sadari dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan kekurangan yang harus diperbaiki, maka dari kami selaku tim penyusun mohon kritik dan saran demi perbaikan malakalah ini.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

-   Ilahi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

-   Aziz Ali Moh, Ilmu Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2004,h. 147-148

-   Munir, M. 2006. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana

-   Chadijah Nasution, 1978, Bercerita Sebagai Metode Dakwah, Jakarta: Buan

 Bintang.

-   Slamet. 1994. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas

-   Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas

 



[1] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2004,h. 147-148

[2] Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010). Hal_22

0 komentar:

Posting Komentar

comdev

comdev
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 KOMPILASI MAKALAH PMI UIN JAKARTA All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes