Selamat Datang Di Komunitas Pengembang Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Filsafat Alam Modern

            Idealisme Jerman menemukan raksasanya yang paling akbar, yakni dalam diri Hegel. Tidak berlebihan juga jika dia dipandang sebagai tokoh puncak segala bentuk spekulasi filosofis dalam sejarah filsafat Barat modern. Sejarah filsafat sesudahnya bahkan bisa dipandang sebagai sebuah usaha sepenuh tenaga untuk merobohkan bangunan raksasa yang didirikan oleh filsuf ini. Titik tolak bagi idealisme Hegel kemudian adalah Yang Absolut (das Absolute). Yang Absolut adalah totalitas, seluruh kenyataan. Hegel memahami seluruh kenyataan ini sebagai sebuah "proses menjadi". Dalam arti ini, setuju dengan Schelling, dia memahami kenyataan sebagai sebuah proses teleologis. Yang Absolut tidak hanya dipahami sebagai seluruh proses itu, melainkan juga tujuan (telos) dari proses itu sendiri. Hegel lalu memahami Yang Absolut itu sebagai subjek. Kalau dia itu subjek, tentu ada objeknya. Menurut pemahaman Hegel, objeknya adalah dirinya sendiri. Dalam arti ini Yang Absolut adalah "Pikiran yang memikirkan dirinya sendiri", "subjek yang menyadari dirinya sendiri". Dengan kata lain, Yang Absolut itu adalah Roh.

            Sistem filsafat Hegel dapat diuraikan dalam tiga tahap, ketiga tahap dipandangnya sebagai tiga tahap kehidupan Yang Absolut sendiri. Tahap pertama adalah Idea, tahap kedua adalah Alam dan akhirnya tahap ketiga adalah Roh. Sistem filsafatnya lalu juga dibagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah logika yang bagi Hegel berarti metafisika yang mempelajari hakikat Yang Absolut pada dirinya sendiri. Kedua adalah filsafat Alam (Philosophie der Nature) yang mempelajari Yang Absolut yang sudah mengalienasikan diri dalam Alam. Akhirnya, yang ketiga adalah filsafat Roh (Philosophie des Geistes) yang mempelajari Yang Absolut yang mengenali dirinya kembali. Menurut istilah Hegel, kalau logika mempelajari Yang Absolut "pada dirinya" (an sich), filsafat Alam mempelajari Yang Absolut "bagi dirinya" (für sich) dan filsafat Roh mempelajari Yang Absolut "pada dan bagi dirinya" (an und für sich).

v  Filsafat Alam (Naturphilosophie)

            Di dalam logika, mempelajari hakikat Yang Absolut adalah "pada dirinya". Filsafat alam lalu mempelajariYang Absolut yang sudah mengasingkan diri dalam Alam, yakni Yang Absolut "bagi dirinya". Yang Absolut atau Idea mewujudkan dirinya dalam Alam, yang artinya Idea itu dengan kebebasan spontannya menjadi lahiriah dan material. Idea melahiriahkan dirinya menjadi alam. Dengan kata lain, Alam tidak lain daripada alienasi diri atau objektifikasi diri Yang Absolut sendiri. Dengan pandangan ini, Hegel tidak memaksudkan bahwa Alam itu Yang Absolut, maka bersifat Ilahi, melainkan bahwa Alam itu adalah Yang Absolut yang mengalienasi diri menjadi yang lain. Jadi, Alam adalah Yang Absolut yang belum sadar diri, maka tak ada kebebasan dalam alam, melainkan keniscayaan kausal, akan tetapi, di sini Hegel bicara juga mengenai perkembangan alam secara dialektis. Mulai dengan ruang fisis sampai organisme. Sementara ruang adalah eksternalitas belaka, organisme sudah mengandung interioritas, sehingga Hegel berpendapat bahwa organisme adalah ambang Roh.

            Perlu diperhatikan di sini bahwa yang dimaksud dengan Alam oleh Hegel adalah sebuah tahap atau momen dalam kehidupan Yang Absolut sendiri, yakni tahap eksternalitasnya. Di sini Hegel menghadapi problem yang mendasar. Di satu pihak dia tidak setuju kalau Alam disamakan dengan Allah atau Yang Absolut, dan di lain pihak, dari sudut pandang idealistisnya dia sulit menerima adanya Alam objektif yang lepas dari Yang Absolut. Di sini cukup ditunjukkan bahwa kesulitan Hegel ini bersumber dari pendirian idealistisnya bahwa yang real itu rasional dan yang rasional itu real. Artinya, alam bagaimanapun adalah ideal, tidak material. Ciri material tak kurang daripada eksternalitas yang ideal, maka sebenarnya tidak ada pada dirinya sendiri. Yang merupakan realitas yang sungguh-sungguh ada adalah yang ideal.[1]  

v  Thomas Aquinas

            Pada Thomas terdapat suatu ajaran yang seimbang tentang teori penciptaan. Ajarannya berkisar pada konsep "partisipasi" atau hal mengambil bagian. Gagasan itu barasal dari Plato serta Agustinus dan memainkan peranan sentral dalam seluruh metafisika Thomas. Pendiriannya adalah bahwa segala sesuatu yang diciptakan mengambil bagian dalam adanya Allah. Itu berarti bahwa segala sesuatu yang diciptakan menurut adanya tergantung pada Allah. Ia mempertahankan pula bahwa Allah sama sekali bebas dalam menciptakan dunia. Dunia tidak mengalir dari Allah bagaikan air yang mengalir dari sumbernya, seperti dipikirkan filsuf-filsuf Neoplatonis dalam ajaran mereka tentang "emanasi". Allah menjadikan ciptaan-ciptaan dari ketiadaan (ex nihilo). Dengan itu Thomas bermaksud menekankan dua hal: pertama adalah dunia tidak diadakan  dari semacam bahan dasar. Ciptaan-ciptaan menurut adanya tergantung pada Allah, bukan menurut salah satu aspek saja. Yang kedua, penciptaan tidak terbatas pada satu saat saja. Tidak boleh dibayangkan bahwa dunia pada satu saat tertentu diciptakan Tuhan dan kemudian sudah tidak lagi tergantung pada-Nya. Pada tiap-tiap saat ciptaan-ciptaan tergantung pada Allah. Jadi, harus dikatakan bahwa penciptaan tetap berlangsung terus. Thomas berpikir bahwa atas dasar filsafat belaka tidak dapat dibuktikan bahwa dunia diciptakan dalam waktu. Dari sudut filsafat belaka tidak mustahil bahwa dunia diciptakan dari kekal.[2]      

 

Referensi:

Bertens, K, Ringkasan Sejarah Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1957.

Hardiman, F. Budi, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

 



[1] F. Budi Hardiman, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004)  hlm. 188-189.

[2] K. Bertens, Ringkasan Sejarah filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1975) hlm. 36-37.

0 komentar:

Posting Komentar

comdev

comdev
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 KOMPILASI MAKALAH PMI UIN JAKARTA All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes